Rangkaian Penguat Vertikal dan Horisontal


* Rangkaian penguat vertikal.

Rangkaian penguat vertikal digunakan untuk menguatkan sinyal gigi gergaji yang dikeluarkan oleh ic utama pin vertikal output ke IC penguat vertikal. Setelah dikuatkan, sinyal gergaji ini oleh IC vertikal akan diumpankan ke kumparan pembelok vertikal (defleksi yoke) yang akan membelokkan berkas elektron keatas dan kebawah CRT ( membelokkan secara vertikal).

Catu daya untuk rangkaian penguat vertikal ada yang diambil dari power supply tetapi ada juga beberapa televisi  yang mengambil catudaya vertikal dari FBT (flyback transformator). Catu daya untuk vertikal ini baik diambil dari power supply ataupun dari fbt akan keluar tegangannya apabila televisi sudah dalam keadaan hidup, artinya pada saat televisi standby rangkaian vertikal tidak mendapat pasokan tegangan.

Pada sebagian televisi ada yang memakai catu daya tunggal yaitu hanya positif dan negatif ( + - ), biasanya besaran catu dayanya adalah 24VDC – sampai 27VDC. Dan ada pula yang memakai catu daya simetris yakni positif nol negatif ( + 0 - ), biasanya besaran catu dayanya kurang lebih +14VDC 0 dan -14 VDC.

Salah satu contoh rangkaian penguat vertikal menggunakan IC LA78040/41 menggunakan catu daya tunggal.

Contoh skema rangkaian penguat vertikal menggunakan catudaya tunggal.

Salah satu contoh rangkaian penguat vertikal menggunakan IC LA78141 dengan catu daya simetris dapat diamati dari skema gambar dibawah ini. Sentuh untuk menampilkan

Contoh skema rangkaian penguat vertikal menggunakan catudaya simetris.

Penguat vertikal dengan catu daya simetris sering digunakan dalam televisi tabung model slim. Semua bergantung dari pabrikan yang merancang dan merakit televisi, jenis catu daya dan rangkaian seperti apa yang dipakai.

Berikut adalah fungsi dan cara kerja masing-masing pinout IC penguat vertikal kedua gambar diatas:
  • Pin 1 pin input. Terhubung ke vertikal output IC utama. Difungsikan sebagai input/masukan IC vertikal. Tegangan biasanya terukur 0,2v dc – 3,2 v dc
  • Pin 2 pin VCC 1 . Terhubung ke sumber catu daya vertikal. Catu daya tunggal vertikal besarnya 24v dc -28v dc. Sedangkan untuk rangkaian catu daya simetris di pin ini biasanya +14v.
  • Pin 3 pin Pump Output. Sebagai feed back catu IC vertikal yaitu mengatur penguatan IC vertikal. Kelebihan dan atau kekurangan tegangan diatur dalam pin ini.
  • Pin 4 pin Ground / Negatif. Untuk catudaya tunggal pin ini terhubung ke netral / ground. Sebagai catu daya negatif (nol) IC vertikal. Sedangkan dalam rangkaian catudaya simetris pin ini diberi tegangan negatif -14vdc.
  • Pin 5 pinVertikal Output.  Terhubung ke rangkaian defleksi yoke vertikal. Sebagai output penguatan vertikal dimana sinyal gigi gergaji yang telah dikuatkan akan tersalur ke kumparan defleksi vertikal dan akan membelokkan berkas elektron keatas dan kebawah. Bila IC vertikal (rangkaian) bekerja normal, pin ini akan terukur setengah dari VCC yakni 12vdc.
  • Pin 6 pin VCC 2. Terhubung ke catu daya positif melalui sebuah dioda. Tegangan ini sebagai catu daya positif kedua untuk IC vertikal. Bila di pin 2 terukur 24v maka di pin ini akan terukur 23,4 vdc. Begitu pula bila di pin 2 +14vdc maka pin ini +13.4vdc. Karena sudah melewati sebuah dioda.
  • Pin 7 pin input non inverting (input tidak membalik). Ke catu daya 12 v melalui sebuah R 10k. Tegangan 12 v ini dalam televisi mesin cina biasanya ada dari power supply yang digunakan untuk mensupply blok lainnya. Pin ini juga berfungsi untuk mengatur operasional penguatan / op-amp IC vertikal. Tegangan di pin ini terukur 9v-12vdc.
Cara kerja dan fungsi diatas dapat mewakili  hampir semua cara kerja IC vertikal, walaupun tidak sama persis. Karena data pinout IC vertikal bila berbeda tipe, berbeda pula pinoutnya dan body fisik IC vertikal tidak selalu sama. 


* Rangkaian penguat horisontal.

Rangkaian penguat horisontal bermula dari H-out IC utama, dikuatkan oleh penguat driver horisontal HDT ( horizontal driver transformator) kemudian dikuatkan oleh transistor penguat akhir horisontal dan terakhir sinyal gigi gergaji dengan frekuensi 15.625Hz diumpankan ke FBT ( flyback transformator) dan defleksi yoke horisontal.

Skema rangkaian horisontal.

Pada potongan gambar diatas adalah bagian rangkaian dari horisontal osilator, horisontal driver, dan horisontal output yang diumpankan ke basis transistor driver Q1 didalam gambar. Cara kerja rangkaian horisontal output telah dibahas pada artikel tentang IC utama.

Berikut adalah perbagian rangkaian horisontal beserta fungsinya:

  • Rangkaian driver horisontal osilator. Dalam rangkaian ini terdapat Q1 dan T1 yang berfungsi menguatkan sinyal horisontal. HDT atau T1 adalah sebuah trafo kecil dengan dua buah kumparan, kumparan primer dan sekunder. Kumparan primer digunakan untuk mengosilasikan sinyal dan diinduksikan kebagian sekunder kemudian diumpankan ke basis transistor penguat. Primer trafo HDT bekerja pada tegangan 12vdc -60vdc, sekunder trafo HDT sekitar 1vac -1,5vac.
  • B+ adalah tegangan catu daya FBT. Diperoleh dari power supply melalui sebuah R fuse dengan nilai dibawah 10ohm. Digunakan sebagai sumber daya agar fbt dapat bekerja.
  • T2 atau Transformator FBT.  Berfungsi sebagai tranformator step up sekaligus step down. Dapat berfungsi apabila sinyal horisontal sampai ke transistor penguat horisontal. Transistor dapat bekerja sebagai saklar tegangan dengan frekuensi 15.625 kali per detik sehingga kumparan didalam fbt mengalami osilasi.   Output step up meliputi 30kVdc anoda CRT, 1,5kVdc fokus  CRT, 160vdc-300vdc untuk screen CRT, tegangan 180v RGB ( kadang dipakai kadang tidak ). Output step down meliputi tegangan heater 5vac – 7 vac, Afc, 24v untuk vertikal, 12 v.
  • Q2 atau Transistor penguat horisontal. Basis terhubung ke output HDT, kolektor terhubung ke FBT dan kumparan defleksi horisontal. 
  • Horisontal pulsa. Berasal dari fbt, sering juga di sebut sebagai AFC. Namun ada beberapa televisi yang mengambil pulsa dari pin heater. Digunakan untuk sinyal sinkronisasi OSD pada layar. Terhubung ke IC program.
  • ABL (automatic brighness limited). Dari pin brightness control ic program dan ic utama. Digunakan untuk menyesuaikan brightness dilayar secara otomatis.
Berikut contoh gambar FBT / flyback transformator.

Contoh Flyback Transformator.

Keterangan gambar;
A. Anoda HV
B. Kabel Fokus
C. Kabel Screen / G2
D. Potensio Fokus ( ada beberapa fbt yang memiliki dua buah potensio fokus)
E. Potensio Screen G2
F. Pinout FBT

Contoh skema diagram pinout flyback dengan dibaca searah jarum jam.

Contoh skema flyback transformator.

Keterangan gambar:
A. Transistor penguat horisontal, dioda dumper, kapasitor resonansi.
B. Potensio Fokus dan Screen.
1. Colektor transistor penguat horisontal
2. B+
3. 180v catu daya RGB.
4. Heater 6vac
5. Ground Heater
6. NC / no connect
7. 24 v 
8. 12 v
9. Ground.
10. Ground HV
11. Screen
12 . Fokus
13, 14 . Anoda HV
NB: semua tegangan keluaran Flyback adalah AC, menjadi DC setelah melewati dioda penyearah.


* Rangkaian defleksi yoke ( kumparan pembelok).

Kumparan pembelok pada televisi digunakan untuk membelokkan berkas elektron keatas kebawah untuk vertikal dan kekanan kekiri untuk horisontal. Cara kerja kumparan defleksi yoke ini hampir menyerupai cara kerja speaker. Sinyal gigi gergaji yang dikeluarkan oleh ic vertikal dan memasuki kumparan defleksi menimbulkan induksi elektromagnetik sehingga membelokkan berkas elektron keatas kebawah. Begitu juga kumparan defleksi yoke horisontal. Sinyal gigi gergaji yang telah dikuatkan oleh rangkaian penguat horisontal dan memasuki kumparan defleksi akan menimbulkan induksi elektromagnetik sehingga membelokkan berkas kekanan kekiri.Sesuai dengan teori kemagnetan, kumparan yang dialiri arus listrik yang berubah-ubah setiap waktunya dapat menimbulkan medan magnet.

Gambar kumparan defleksi horisontal.

Gambar kumparan defleksi vertikal.

Dari contoh gambar defleksi yoke diatas, kumparan yang terlihat pada bagian dalam adalah kumparan pembelok horisontal. Sedangkan kumparan yang terlihat dari luar letaknya atas dan bawah adalah kumparan pembelok vertikal. Nilai hambatan kumparan pembelok vertikal jika diukur dengan ohmeter akan lebih besar nilanya dibanding hambata kumparan pembelok horisontal. Dalam televisi, nilai hambatan kumparan defleksi vertikal antara 8 - 15 Ohm , sedangkan kumparan defleksi horisontal antara 2 - 4 Ohm.


Jika dibanding dengan kumparan defleksi vertikal kumparan defleksi horisontal lebih sering mengalami kerusakan karena bekerja dalam tegangan 115vac dan berdekatan dengan leher CRT yang relatif panas sehingga memungkinkan kumparan defleksi horisontal mengalami kerusakan.

Demikian dahulu bahasan mengenai blok rangkaian penguat vertikal dan horisontal televisi crt. Artikel ini akan selalu penulis update. Untuk Artikel selanjutnya adalah tentang blok rangkaian penguat suara.

Comments

Post a Comment

Demi keamanan dan kenyamanan bersama, mohon untuk tidak menyertakan nomor telepon, alamat, email dan link aktif didalam komentar, karena akan dihapus. Terimakasih